Kampanyekan Pencegahan Toksoplasma, Mahasiswa FK UII Juara Lomba Video Edukasi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali menorehkan tinta emas lewat prestasi Juara 2 Lomba Video Edukasi Muhammadiyah Jakarta Scientific Competition Nasional (MAJESTYNAS) belum lama ini. Perlombaan daring ini diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 1 Maret-26 Juni 2021. Tim FK UII peraih juara beranggotakan Shinta Marcelyna, Adi Nugraha, dan Vatia Lucyana Hendyca. Ketiganya adalah mahasiswa FK UII angkatan 2019.
Lomba video edukasi ini bertema OBGYN (Overcome maternal and child mortality to bring solution to reduce mortality during pregnancy and childbirth) atau bagaimana solusi mengurangi angka kematian ibu dan bayi pada masa kehamilan maupun persalinan. Mereka pun lantas berinisiatif untuk membahas mengenai toksoplasmosis atau infeksi pada manusia yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Parasit ini seringkali terdapat pada kotoran kucing atau daging yang dimasak dengan tidak sempurna.
“Saat ini prevalensi kejadian toksoplasmosis cukup tinggi. Terutama di Indonesia angkanya mencapai 36.9%,” jelas Shinta Marcelyna. Meski angka kejadian penyakitnya tinggi, edukasi terkait toksoplasmosis masih jarang sekali dilakukan oleh para tenaga kesehatan.
Apalagi kucing merupakan hewan dengan populasi tertinggi di Indonesia sebagai hewan peliharaan. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP), jumlah kucing yang terdata di Jakarta saja mencapai 29.504 ekor sepanjang tahun 2018.
“Penyakit toksoplasmosis sebetulnya tidak disebarkan dari hewan ke manusia. Tetapi, kasus pada wanita hamil dapat menular antar manusia yaitu, dari ibu ke janin,” timpal Adi Nugraha.
Janin yang terinfeksi oleh Toxoplasma gondii akan mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat daripada janin normal. Pada kasus yang parah janin dapat meninggal saat berada dalam kandungan.
“Gejala yang muncul beragam. Biasanya orang dengan daya imun tinggi tidak akan bergejala. Tapi, akan buruk pada orang dengan daya imun rendah, seperti muncul pembesaran kelenjar getah bening,” papar Vatia Lucyana.
Gejala yang lebih ringan berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorongan, nyeri otot, dan kelelahan yang akan membaik dalam beberapa minggu.
Bayi yang lahir dengan kondisi terinfeksi Toxoplasma gondii akan menunjukkan gejala keterbelakangan mental, mata juling, penumpukan cairan di otak (hidrosefalus), epilepsi, dan kebutaan yang akan berpengaruh hingga dewasa.
Namun demikian, risiko penyakit ini dapat dicegah. Shinta menyampaikan cara-cara pencegahan seperti tidak menyentuh langsung kotoran kucing saat membersihkannya dengan menggunakan sarung tangan lalu jangan lupa mencuci tangan setelah itu.
“Karena Toxoplasma gondii bisa menular lewat daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Sebaiknya selalu masak daging seperti sapi dan ayam sampai benar-benar matang. Bisa saja mereka memakan rumput yang didalamnya terdapat kotoran kucing. Teman-teman penyuka hewan peliharaan khususnya kucing jangan khawatir, karena penyakit ini bisa dicegah,” jelas Shinta.
Ketiganya berharap video yang mereka buat bisa mengedukasi banyak masyarakat di Indonesia sehingga bisa menurunkan angka kejadian penyakit tersebut. (UAH/ESP)