Mahasiswa FK UII Raih Juara 2 Poster Nasional
Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi dengan berhasil menyabet Juara 2 Lomba Poster Nasional pada ajang Stop Antimicrobial Resistance yang diadakan oleh Standing Committee of Public Health Universitas Sumatera Utara (SCOPH CIMSA USU), 27 Juli-14 Agustus 2021. Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UII angkatan 2020 yaitu Muhammad Rafi Falah, Fajrian Haikal Faros, dan Tsaniya Ahda Indrayani ini berhasil mengalahkan peserta lain dari berbagai universitas bergengsi di Indonesia.
Judul yang diangkat oleh tim mahasiswa FK UII dalam ajang ini adalah “Stop Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Patuhi PPKM”. “Antimicrobial Resistance (AMR) adalah suatu kondisi dimana kekebalan bakteri terhadap antibiotik yang sebelumnya efektif dalam pengobatan,” jelas Rafi.
Penyebab AMR bisa bermacam-macam seperti ketidakpatuhan dalam minum obat antibiotik seperti lupa dan tidak menghabiskannya. Fajrian menerangkan jika obat antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati bakteri. Biasa diresepkan untuk pasien dengan infeksi bakteri yang bertujuan untuk membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh.
“Perlu diperhatikan jika antibiotik tidak dapat membunuh virus, sehingga khususnya saat ini antibiotik tidak dapat digunakan sebagai pengobatan virus Covid-19,” tangkas Fajrian.
Tidak semua infeksi bakteri memerlukan obat antibiotik karena infeksi ringan biasanya dapat pulih dengan sendirinya.
“Pemberian antibiotik biasanya diberikan pada pasien yang memiliki risiko menularkan penyakitnya pada orang lain dan berisiko untuk menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lainnya,” terang Tsaniya.
Selain untuk mengobati infeksi bakteri, antibiotik juga bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atau biasa digunakan sebagai profilaksis. Biasanya diberikan pada orang yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri, seperti pada pasien bedah.
“Pada beberapa kondisi penggunaan antibiotik biasanya dihindari yaitu saat hamil dan menyusui, juga apabila memiliki riwayat alergi,” jelas Rafi.
Seiring dengan majunya dunia kedokteran juga didukung oleh berbagai macam jenis obat baru yang ditemukan seperti halnya obat antibiotik. Salah satu yang paling dikenal oleh masyarakat adalah penisilin yang biasa digunakan untuk infeksi Streptococcus. Nama obat generik dari penisilin adalah amoxicillin, ampicillin, oxacillin, penicillin G, dan penicillin K.
“Meski sudah beredar bebas di pasaran namun tetap membutuhkan anjuran serta pengawasan dokter dalam penggunaannya untuk menghindari kejadian AMR,” tutur Fajrian.
“AMR perlu dicegah karena dapat menurunkan efektivitas kerja obat jika bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik,”lanjutnya.
Tingginya kejadian AMR dikarenakan kurangnya pengetahuan di kalangan masyarakat. Melalui poster ini ketiga peserta berharap dapat ikut berperan dalam menurunkan angka kejadian AMR.
“Kami berusaha mengedukasi masyarakat dengan menjelaskan cara mencegah kejadian AMR seperti dengan memastikan menghabiskan antibiotik serta tepat waktu meminumnya, serta pastikan konsumsi antibiotik sesuai dengan resep dokter,” jelas Tsaniya.
Tsaniya menyampaikan jika sangat tidak dianjurkan untuk membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter. Dia juga berpesan agar masyarakat selalu perhatikan kebersihan sanitasi dan higienitas yang dikonsumsi agar terhindar dari infeksi bakteri. (UAH/RS)