Mahasiswa UII Targetkan Best Diplomacy Awards dalam LIMUN 2019
Kiprah positif mahasiswa UII dalam even akademik internasional terus dibangun di tahun 2019. Salah satunya yakni dengan memberangkatkan mahasiswa UII untuk mengikuti ajang London International Model United Nations (LIMUN) 2019 yang berlangsung pada 22-24 Februari 2019 di Kings College London, Waterloo Campus, Inggris. LIMUN 2019 merupakan ajang bergengsi simulasi sidang PBB yang diikuti oleh 1500 mahasiswa dari berbagai universitas di Eropa dan belahan dunia lainnya. Pada ajang ini, mahasiswa diminta berperan layaknya seorang diplomat PBB yang mewakili kepentingan negara anggota.
Disampaikan oleh Seno Aji selaku perwakilan MUN Association UII bahwa keikutsertaan mahasiswa UII dalam ajang LIMUN 2019 telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Di antaranya para delegasi UII telah menjalani latihan reguler dan intensif dari bulan Oktober hingga Desember 2018.
Latihan dipandu langsung oleh para alumni MUN dari UII maupun eksternal. Hal ini karena posisi LIMUN 2019 sebagai salah satu even kompetitif dan bergengsi bagi para mahasiswa yang akan mengikutinya. Mereka pun menargetkan dapat meraih Best Diplomacy Awards sebagai penghargaan tertinggi dalam ajang tersebut.
“Dengan berpartisipasi dalam LIMUN yang ke-20 ini, kami berharap dapat menularkan motivasi bahwa berkarir dan berkompetisi di dunia internasional bukan sesuatu yang mustahil bagi mahasiswa UII”, ujarnya ketika beraudiensi dengan Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII di Gedung Rektorat pada Jum’at (15/2).
Pada kesempatan ini, empat mahasiswa terbaik UII yang berpartisipasi, antara lain Wa Ode Siti Rahmawati Purnama (HI 2015), Ramadha Trivanessa Isabelle Valentine (HI 2016), Krisal Putra (Ilmu Komunikasi 2016), Ardya Syafhana (Hukum IP 2016).
Ditambahkan Wa Ode Siti Rahmawati Purnama, mereka telah mengasah kemampuan public speaking dan penguasaan isu-isu diplomasi internasional yang rutin menjadi pembahasan di dalam sidang-sidang PBB. Dalam LIMUN kali ini, mereka akan mewakili negara Peru sebagai anggota PBB dalam beberapa komite di dalamnya, seperti UNESCO, Sochum, dan UN Women Council.
“Salah satu tantangan adalah membawakan peran diplomat dengan luwes, membuat solusi yang nyata, dan mengakomodir kepentingan dari berbagai kubu”, katanya.
Sementara itu, Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc selaku Kepala Divisi Pembinaan Prestasi Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII berpesan agar mereka dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaiknya-baiknya. “Semoga ini menjadi ajang pertama dan bukan yang terakhir bagi teman-teman. Teruslah memotivasi mahasiswa UII untuk mengikuti ajang yang lebih bergengsi”, tuturnya.
Ia berharap agar mahasiswa UII MUN bisa membawa pulang pengalaman berharga untuk kemudian ditularkan ke mahasiswa UII lainnya sehingga partisipasi dalam LIMUN 2019 menjadi sesuatu yang banyak membawa manfaat.