Mahasiswa UII Siap Berikan Kontribusi Terbaik Lewat KKN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa UII tidak sekedar sebagai bagian dari menjalankan program prasyarat kelulusan. Lebih dari itu, KKN merupakan wadah yang tepat untuk mendorong mahasiswa berkontribusi kepada masyarakat. Hal ini tergambar pada pelaksanaan KKN angkatan 58 tahun akademik 2018/2019 yang diikuti 1.175 mahasiswa dari delapan fakulas. Pelaksanaan KKN ditandai dengan acara pelepasan pada hari Kamis (17/01) di Gedung Auditorium Kahar Muzakkir oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng., M.Sc.
Dalam kesempatan itu, Direkur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Dr. Eng. Hendra Setiawan, ST., MT mengatakan kelompok KKN terbagi 14 unit dan disebar ke enam kabupaten yaitu Gunung Kidul, Klaten, Boyolali, Magelang, Purworejo dan Kebumen. UII juga menerjunkan 22 orang dosen pembimbing lapangan untuk mendampingi mahasiswa. KKN direncanakan berlangsung selama sebulan sejak tanggal 21 Januari 2019 hingga 21 Februari 2019.
Ia berharap mahasiswa KKN dapat menjalankan semua program yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan disiplin. Sebelumnya mahasiswa telah mendapat serangkaian pembekalan seperti ONDI (Orientasi Nilai Dasar Islam) dan pesantrenisasi.
“KKN adalah kesempatan mengaktualisasi diri dengan bekerja secara multi disiplin bersama teman-teman yang berbeda jurusan, secara multi capture yaitu berasal dari latar belakang daerah teman-teman yang berbeda, multi level dimana mahasiswa dari level pendidikan akan masuk ke level masyarakat,” lanjutnya.
Sementara Imam Djati Widodo menyebut KKN ibarat misi khusus yaitu belajar dan mengabdi pada masyarakat. “Ini adalah salah satu bakti sekaligus studi kita, karena di kampus kita terbiasa berinteraksi dengan orang yang sama, ketika di masyarakat itu akan berbeda, anda akan bertemu dengan masyarakat yang terdiri dari berbagai latar segmen seperti, ekonomi, sosial dan semuanya ada disana”, pesannya.
Untuk itu sangat penting bisa memahami masyarakat, mempelajari budaya, dan kearifan lokal di daerah itu agar dapat mencapai tujuan program. Sebab semua hal itu sangat penting sebelum melakukan sesuatu bagi masyarakat.
Dikatakan Imam Djati Widodo, “Ada beberapa kalangan yang meminta langsung pada UII dan hanya menerima KKN dari UII saja, begitulah tertanamnya kepercayaan kepada kita. Sehingga, kami berharap bahwa ini dapat dilanjutkan lewat program KKN yang dijalankan dengan sebaik- baiknya dan menjaga diri sekaligus mempertahankan yang telah kita capai,” pungkasnya. (DUN/ESP)