Masjid Sebagai Tiang Pembangun Masyarakat Yang Madani
Ummat islam atau masyarakat islam adalah sekumpualan orang orang islam yang hidup dalam satu jamaah pada suatu daerah tertentu, mereka beribadah mengamalkan syariat islam dalam kehidupan sehari-hari seoptimal mungkin. Semua kegiatan umat terpusat dimasjid demam sebagai manajer yang efektif dari setiap masjid. Masjid mempunyai daerah pembinaan yang tertentu dan pembinaan tersebut diberikan dengan maksimal kepada masyarakat disekelilingnya yang menjadi jamaah tetap pada masjid tersebut. Sedangkan untuk jamaah yang tidak tetap, layanan dapat diberikan dalam bentuk pemberian informasi atau bantuan yang bersifat bantuan darurat (emergency) atau bantuan lain yang sesuai dengan fungsi masjid sebagai tempat beribadah dalam arti yang luas.
Kehidupan sehari-hari dari umat islam terkait erat dengan masjid yang didirikan atas dasar iman. Serta penampilan dan manajemen masjid dapat memberi gambaran tentang hubungan masjid dengan kualitas sumber daya manusia di sekelilingnya. Mengapa demikian, manajemen masjid harus dilaksanakan sebagai pengalaman dan juga hubungan manusia dengan Allah SWT. Berikut adalah ayat yang menjelaskan persoalan tersebut, “Mereka akan ditimpa kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali kalau mereka tetap menjaga hubungannya dengan Allah dan menjaga hubungannya dengan manusia”.
Membahas keterkaitan masjid dengan umat Islam laksana membahas keterkaitan rumput dengan kerbau. Akan tetapi jika dilihat kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari keterkaitan masjid dengan umat Islam, bermacam macam situasi dan kondisinya. Seperti kita bisa melihat dalam kehidupannyata, ada kolam yang kondisinya baik serta ikannya banyak dan disisi laian ada kolam yang kondisinya kurang terawat namun ikannya banyak. Dari dua perbedaan tersebut memiliki makna bahwa ada masjid yang mewah namun kondisi penghuninya sepi dan tidak ada aktivitas apapun disana. Sebaliknya adapula masjid yang sedang-sedang saja dari segi artistik interiornya namun setiap harinya masjid itu penuh dengan genangan jamaah yang hadir untuk melaksanakan kewajibannya. Serta yang lebih ironi lagi ada banyak masjid yang didirikan di tengah-tengah komples yang didalamnya jarang sekali mendirikan Shalat Subuh berjama’ah. Lantas bagaimana motivasi agar bisa mendirikan masjid yang sesuai dan tepat, Wallahu’alam. Namun ada salah satu surah Al-Qur’an yang menerangkan bagaimana motivasi itu akan muncul untuk bisa mendirikan Masjid,
“Dan (diantara orang-orang munafik) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang mukmin) dan karena kekafiran (nya) dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul –Nya sejak dulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, “Kami Tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)”. (At-Taubah : 107)
Sejatinya orang-orang Mukmin yang sejati itu hatinya terikat dengan masjid, dalam artian walaupun mereka melakukan berbagai kegiatan dalam rangka usaha mencari nafkah dan lain sebagainya diluar masjid, namun hatinya yang asli akan tetap berada di masjid. Banyak pemahaman kita yang bisa menyulitkan dalam melakukan hal mulia tersebut, pada dasarnya dengan mudah kita bisa melakukannya dengan Istiqomah Insya’allah hanya saja apabila terdengar suara Adzan dari Masjid maka segala bentuk kegiatan kita selesaikan dan segera bergegas ke masjid untuk mendirikan Shalat.
Penulis : Imam Arifin Rosyadi, S.T