,

Pemberdayaan Berbasis Kebermanfaatan

Kebermanfaatan menjadi kunci dan tujuan utama dari diadakannya berbagai program, serta kegiatan yang memiliki nilai sosial. Program sosial yang dijalankan bisa berupa pemberian bantuan ataupun memberikan pelatihan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Melalui topik terkait bidang sosial, Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesa (UII) membuka Talkshow dalam rangkaian Student Festival (StuFest) 2020, Jumat (4/12) bertajuk “Muslim Millenial Berjiwa Sosial”.

Dalam Talkshow sesi pertama ini, menghadirkan pembicara Ketua Tak’mir masjid ulil albab UII, Zainudin Ma’rifa dan Randy Ramadhani Penerima hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Randy Ramadhani,

Randy Ramadhani membagikan pengalamannya, bagaimana memberikan pelatihan kepada masyarakat di desa Umbumartani. Ia bercerita bahwa ide program pemberdayaan yang dimilikinya berangkat dari keprihatinan terkait limbah minyak jelantah. “Kita kemarin memeberikan sosialisasi terkait bahaya minyak jelantah. Kemudian kita adakan pelatihan kepada warga mengenai bagaiman mengolah jelantah. Namun tentunya program kami dijalankan secara langsung, tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya

Randy menerangkan bahwa program yang dijalankannya ini juga sejalan dengan pengalamannya terkait pengolahan minyak jelantah menjadi Bio Diesel. “Jadi hasil penelitian kita terkait mengubah minyak jelantah menjadi bio diesel kita aplikasikan ke masyarakat. Kita sumbangkan alat peng-konversinya, kemudian masyarakat kita latih,” terangnya.

Dalam mewujudkan program pemberdayaan yang tepat sasaran diperlukan pemahaman terhadap problematika yang ada di tengah masyarkat. Randy menjelaskan peluang dalam menyelenggarakan program pemberdayaan relatif terbuka lebar dikala kita mengamati fenomena yang sering terjadi di masyarakat. “Kita bisa terjun langsung ke masyarakatnya, atau mungkin membantu apa yang dibuhtuhkan. Peluang-peluang seperti itu banyak, seperti ibu kost saya yang sering membuang minyak sembarangan, yang sebenarnya minyak itu berbahaya,” jelasnya.

Peran mahasiswa di kala situasi pandemi saat ini adalah memberikan kebermanfaatan. Menyadari peran tersebut, Zainudin Ma’rifa menuturkan dalam bidang ketakmiran selama masa pandemi, Takmir Masjid Ulil Albab tetap melaksanakan kewajibannya dengan menyelenggarakan kajian daring, serta tetap memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. “Kita tetap terjun ke masyarakat untuk memberikan bantuan. Karena kita ini diamanhi dana dari jamaah untuk “disebarkan” kepada masyarakat,” ungkapnya.

Dalam memberikan manfaat sebagai prinsip Takmir Masjid Ulil Albab, anggota takmir melakukan reshuffle, guna menjaga kinerja serta kontribusi dalam menjalankan program-program yang ada. “Teman-teman takmir yang biasanya mengurus masjid kami minta untuk turun ke masyarakat juga. Jadi kita lakukan reshuffle, agar kita tidak hanya stagnan saja, setelah Covid terus berhenti gitu kita enggak mau. Karena kita memang diberi amanah untuk menjadi jembatan bagi masyarakat luas,” terang Zainudin.

Kendati melakukan penyesuaian terhadap situasi pandemi, kendala dalam pelaksanaan program sosial tetap ditemui. Penggunaan platform online masih menjadi persoalan tersendiri. Zainudin memaparkan bahwa walaupun platform online terbilang sudah banyak digunakan, akan tetapi secara umum tidak semua kalangan masyarakat memahami bagaiman cara mengoperasikan perangkat online yang ada,“ paparnya. (FSP/RS)