Startup Distribusi dan Pemasaran Pertanian Mahasiswa UII Raih Juara
Mahasiswa UII tidak henti-hentinya menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi bergengsi. Mahasiswa yang terdiri dari Rahmat Al Kausar (Teknik Elektro 2016), Ahmed Joko Susilo (Teknik Industri 2016), dan Muhammad Ulil Albab Surya Negara (Teknik Informatika 2018) berhasil mendapatkan juara 3 pada kategori Best Innovation di kompetisi Nusantara Innovation Summit 2020 yang diadakan oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor. Lomba yang dilaksanakan pada 11-15 Maret itu mengusung tema Inovasi Untuk Pelosok Negeri Dalam Era Revolusi Industri 4.0. Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-64 IPDN Jatinangor yang juga diikuti oleh 67 orang dari 25 tim.
Rahmat dan tim mengusung inovasi yang disebut dengan Harvestnesia. Inovasi mereka fokus dalam bidang startup pendistribusian dan pemasaran oleh para petani yang berbasis kemitraan. “Dengan kemitraan ini petani bisa mendapatkan pendampingan, dengan begitu bisa menjamin kualitas dari produk pertanian dengan cara mengadopsi teknologi pertanian. Jadi nanti produk yang kami pasarkan harganya juga sesuai dengan kualitas sayurnya. Selain itu produk yang kami jual juga memberikan deskripsi yang informatif.” ujar Rahmat.
Ia menjelaskan ide startup ini dapat memberikan rekomendasi komoditas apa yang sedang diperlukan pasar agar dapat menghindari lonjakan stok dan menghindari harga yang anjlok. Fokus inovasi ini adalah membantu petani yang masih gagap terhadap teknologi agar lebih mudah dalam memasarkan produk nya.
“Untuk proses persiapan lomba ini sendiri memakan waktu dua minggu. Pertama kami baru membuat desain mockup. Selanjutnya dari desain itu disempurnakan menjadi prototipe untuk diikutkan dalam kompetisi startup.”, imbuhnya.
“Alasan kami membuat inovasi ini karena sekarang jumlah petani mulai menurun dan alih fungsi lahan pun terjadi. Potensi alam kita besar tapi pertanian kita masih belum maksimal salah satunya karena permasalahan petani yang masih banyak menggunakan cara tradisional sehingga perkembangannya sedikit tertinggal dan kurang maksimal. Petani di Indonesia masih memerlukan penyuluhan sehingga sistem kemitraan ini dapat dijadikan sebagai solusi.” Ucapnya.
Di samping itu, melihat banyaknya lulusan sarjana pertanian yang bekerja tidak sesuai dengan bidang pendidikannya juga merupakan salah satu faktor tercetusnya ide ini. “Harapannya dengan konsep start up ini pertanian di Indonesia tetap bertahan bahkan berkembang.”, pungkasnya. (DRD/ESP)