,

Mahasiswa UII Belajar Tanggap Darurat Bencana

Sebagai daerah yang termasuk kawasan rawan bencana, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) perlu memahami pentingnya pelatihan dalam menghadapi situasi bencana. Hal inilah yang mendorong Takmir Masjid Ulil Albab menyelenggarakan “Ulil Albab Emergency Regency” pada hari Minggu (31/03) pukul 08.00 – 15.00 WIB, bertempat di Gedung Perpustakaan Pusat Universitas Islam Indonesia.

Pelatihan Tanggap Bencana tersebut menghadirkan dua pemateri yakni Ahmad Zaki Ali (Tersertifikasi Field Coordinator of BNSP) & Ruri Nugroho (Tersertifikasi First Aid Manager of BNSP). Pelatihan dilakukan dalam dua sesi, sesi pertama menjelaskan Tanggap Dampak Bencana dan sesi kedua menjelaskan tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat.

Ahmad Zaki Ali dalam paparannya menjelaskan, “bencana terdiri atas kemampuan untuk melihat kelemahan kita dan terdiri atas bagaimana kita melihat risiko bencana tersebut”. Maka, kenali diri atas kelemahan maupun respon kita terhadap bencana.

“Dalam melakukan penyelamatan, terdapat prioritas perhatian seperti memperhatikan isu gender, disabilitas, manula, dan proteksi terhadap anak” Ungkap Ahmad Zaki Ali. Beliau menambahkan bahwa dalam sebuah manajemen risiko terdapat siklus yang selalu berputar yakni Disaster, Response, Rehabilitation Reconstructiion, Prevention Mitigation, Preparedness, dan kembali lagi pada Disaster.

Sementara pemateri kedua, Ruri Nugroho menjelaskan pentingnya pertolongan pertama. Sering banyak orang salah menangani pertolongan pertama ketika dalam keadaan darurat sehingga menimbulkan dampak lain yang tidak diinginkan. Beliau memberikan gambaran bahwa pertolongan pertama harusnya dilakukan dengan hati-hati dan sesuai aturan.

Ruri Nugroho menjelaskan bahwa tujuan pertolongan pertama adalah menyelamatkan nyawa, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan. Serta dalam melakukan pertolongan haruslah memperhatikan keselamatan relawan, kesesuaian alat pelindung diri (APD) ketika menolong, serta kesesuain penggunaan alat pertolongan.

Sebelum melakukan pertolongan sebaiknya penolong mengetahui tipe dari kecelakaan tersebut, yang terdiri dari trauma dan medis. Untuk melihat apakah korban masuk kategori trauma/medis dapat dilihat dari kronologis kejadian. Jika terjadinya benturan sebelum pingsan maka hal tersebut adalah trauma dan jika tidak terjadi benturan melainkan penyakit bawaan sebelum pingsan maka hal tersebut adalah medis.

“Apabila Ulil Albab Emergency Rescue memiliki keinginan menjadi tim relawan yang dapat turun ke lokasi bencana maka perlu melakukan inventarisasi alat pertolongan dan sering melakukan pelatihan sampai tersertifikasi”, pungkasnya. (ANR/ESP)