,

Pelatihan Konseling : Pentingnya Pertolongan Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri

Pelatihan konseling bagi dosen, tenaga kependidikan, dan satuan petugas keamanan setiap fakultas di Universitas Islam Indonesia (UII) kembali diselenggarakan  oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK). Pelatihan ini merupakan pelatihan lanjutan dari pelatihan sebelumnya dengan mengangkat judul Pelatihan “Pertolongan Pertama Psikologis Pada Upaya Bunuh Diri”. Pelatihan ini berlangsung pada Sabtu, 12 Agustus 2023 di Ruang Sidang Datar, Gedung Kuliah Umum (GKU) UII dan diikuti sebanyak 32 peserta.

Maraknya isu mengenai kesehatan mental mahasiswa mendorong DPK untuk lebih peduli dengan kondisi tersebut dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti salah satunya pelatihan ini. Pelatihan ini ditujukan kepada dosen, tenaga kependidikan, dan satuan petugas keamanan di setiap fakultas yang merupakan pihak yang sering berinteraksi langsung dengan mahasiswa. Hal ini menjadi satu upaya menciptakan sistem dalam universitas yang saling mendukung, saling memberi motivasi dan saling memberi apresiasi sehingga tercipta kesejahteraan kesehatan mental bagi mahasiswa guna pencegahan upaya bunuh diri.

Kegiatan pelatihan dibuka dengan sambutan dari Kepala Divisi Bidang Pembinaan Kepribadian dan Kesejahteraan, Nur Pratiwi Noviati, M.Psi., Psikolog. Selanjutnya pemaparan materi dengan menghadirkan dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K) Psikiater RS PKU Wonosari dan RSUD Wonosari sebagai pembicaranya. Terdapat 4 sesi dengan materi Cry For Help “Sebuah cara untuk menghentikan derita yang tak bertepi!”, Memahami Kedukaan dan Pertolongan Pertama Pada Orang Dengan Kedukaan, Communication Technique Dealing with Patients on Suicide, dan Dasar-Dasar Komunikasi Efektif.

Sesi 1 dan 2, oleh dr. Ida difokuskan untuk mendalami materi. Seperti mengenai Pertolongan Pertama Psikologis atau yang biasa disebut PFA (Psychological First Aid) yang merupakan beragam tindakan yang dilakukan kepada seseorang yang mengalami krisis untuk membantu menguatkannya secara mental. Tujuan PFA sendiri adalah untuk mengobati luka-luka batin yang membekas pada seseorang yang mengalami trauma maupun untuk membantu mengembangkan koping fungsional baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dr. Ida juga menyampaikan bahwa kerentanan seseorang terhadap bunuh diri bukan hanya karena faktor secara psikologis melainkan bisa juga karena biologi dan sosial.

Pada sesi 3, dr. Ida menghadirkan salah seorang aktivis kesehatan mental yaitu mas Ade untuk bercerita mengenai pengalamannya. Ia mengatakan bahwa yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang dengan kecenderungan bunuh diri adalah didengarkan. Terlalu banyak hal dipendam menjadikan seseorang tertekan secara mental sehingga membutuhkan orang yang bisa mendengarkan semua cerita dan keluh kesah. Dengan begitu, mereka akan merasa aman, nyaman dan merasa masih ada orang yang peduli. Ia juga mengatakan bahwa orang dengan kecenderungan bunuh diri sebenarnya tidak sungguh ingin bunuh diri melainkan ingin semua masalahnya hilang dan mereka merasa itulah satu-satunya cara yang bisa dilakukan.

Pada sesi terakhir, terdapat sesi role play sebagai bentuk implementasi dan praktik dari materi-materi yang telah disampaikan oleh dr. Ida sebelumnya. Peserta pelatihan berperan sebagai klien dan konselor lalu dipilih beberapa peserta untuk dapat menunjukkan role play nya. Sesi ini untuk melihat bagaimana setiap orang awam siapapun itu harus memiliki kemampuan dasar menjadi seorang pendengar karena kebutuhan pelaku dengan kecenderungan bunuh diri membutuhkan hal tersebut. Hal ini juga ditekankan oleh mas Ade selaku aktivis kesehatan mental yang tentunya sudah banyak menemui kasus serupa.

Dengan diselenggarakannya pelatihan konseling ini, diharapkan pihak dosen, tenaga kependidikan, dan satuan petugas keamanan di UII dapat lebih peka dan peduli terhadap kesehatan mental mahasiswa. Pelatihan ini juga menjadi upaya dalam menciptakan kesejahteraan kesehatan mental bagi mahasiswa guna mencegah adanya upaya bunuh diri. Melalui materi yang disampaikan oleh dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ dan praktik role play, diharapkan peserta pelatihan memiliki wawasan dan kemampuan dasar menjadi pendengar yang dapat membantu mahasiswa dengan kecenderungan bunuh diri. Semoga pelatihan ini memberikan manfaat dan dampak positif bagi mahasiswa dan civitas akademika UII.

Penulis: Lailia Zulva Salsabila