,

Mahasiswa UII Raih Gelar Duta Genre DIY 2022

Windyan Kestri Hardhani, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) terpilih menjadi Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN-DIY tahun 2022 dalam acara yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Babarsari Sleman, Minggu (27/3).

 

Mahasiswi yang akrab disapa Indy ini juga berhasil meraih gelar sebagai Duta GenRe DIY Intelegensia 2022 dan Juara Harapan II Putri GenRe DIY 2022. Suatu prestasi yang sangat membanngakan di tengah kesibukannya menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa kedokteran semester enam.

Saat diwawancara Bidang Humas UII, Indy membagikan cerita perjuangannya hingga berhasil meraih prestasi tersebut. ”Kurang lebih satu bulan proses pembekalan dengan jarak rumah dan kantor BKKBN satu jam perjalanan,” ujarnya.

Proses pembekalan tersebut harus diikuti Indy dengan ketat dan disiplin mulai pukul 15.00 sampai 20.00 WIB. Namun dengan bekal pengalamannya mengikuti berbagai organisasi di kampus. Bagi Indy membagi waktu bukanlah hal yang terlampau sulit. Ia kini juga mengikuti organisasi TBMM HUMERUS yang berfokus pada pengabdian masyarakat.

“Salah satu alasan saya mengikuti pemilihan Duta GenRe 2022, karena masa bakti di TBMM hampir habis dan ingin melanjutkan passion saya di bidang pengabdian masyarakat,” tuturnya.

Keberhasilan yang ia raih tak lepas dari dukungan sanak famili dan teman-teman terdekatnya di kampus. “Mama saya selalu support mengantar jemput selama pemilihan,” katanya dengan berkaca-kaca.

Raihannya sebagai Duta Intelegensia merupakan sebuah kesempatan sekaligus tanggung jawab baru. Program yang ingin ia jalankan utamanya adalah di bidang kesehatan. Bekal ilmu terkait permasalahan kesehatan masyarakat ingin ia terapkan langsung secara praktik.

Ia mengatakan nantinya sebagai Duta Intelegensia 2022, akan berperan mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi kesehatan terkait kesehatan reproduksi dan stunting. Tak hanya itu, Indy juga berencana memberikan pelatihan langsung dan pemeriksaan gratis ke masyarakat umum. “Tak hanya gelar semata, saya ingin bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya.

Misinya yang lain adalah dapat mengedukasi masyarakat terkait bahayanya pernikahan usia dini. Berdasarkan data, angka pernikahan dini di DIY selama pandemi naik meskipun sudah terbit UU Pernikahan yang baru. “Pembatasan usia menikah bagi perempuan adalah minimal 19 tahun,” jelasnya.

Pembatasan usia tersebut memiliki tujuan yang baik agar perempuan sudah matang secara fisiologis, psikologis, dan ekonomi. Namun, tidak dapat dipungkiri usia 19 tahun semua perempuan sudah mampu stabil dari ketiga aspek. “Menikah di usia matang tentunya akan menurunkan risiko perceraian di masa mendatang,” tambahnya.

Untuk itu Indy ingin mengedukasi para remaja perempuan khususnya di DIY untuk mengetahui bahaya menikah muda dan kesehatan reproduksi. Masalah lain yang ingin ia atasi adalah stunting. Penurunan angka stunting sebetulnya sudah menjadi program BKKBN sejak lama.

“Harapannya GenRe dapat mewujudkan target nasional tahun 2024 terkait penurunan angka stunting di Indonesia,” jelasnya.

Terakhir, Indy berpesan kepada seluruh remaja di Indonesia untuk terus berperan aktif baik di organisasi maupun secara global. Remaja merupakan tonggak masa depan bangsa, penggerak dan pemimpin masa depan. “Jadilah remaja berintelektual guna mampu bersaing di masa global yang penuh tantangan,” pesan Indy. (UAH/RS)